Israel melancarkan serangan udara ke Beirut pada Rabu malam, menyasar kawasan selatan kota yang dikenal sebagai basis kelompok Hizbullah. Serangan ini terjadi setelah militan di Lebanon menembakkan roket ke wilayah utara Israel. Militer Israel mengaku membalas serangan tersebut dengan menghantam sejumlah titik yang mereka sebut sebagai “pos militan strategis”.
Pemerintah Lebanon langsung mengecam aksi militer itu. Mereka menuduh Israel melanggar kedaulatan negara dan memperburuk stabilitas kawasan. Perdana Menteri Lebanon meminta PBB dan komunitas internasional turun tangan untuk mencegah konflik yang lebih luas.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 8 orang dan melukai lebih dari 20 warga sipil. Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan bahwa anak-anak termasuk di antara korban luka. Petugas medis dan relawan segera turun ke lokasi untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan. Ledakan menghancurkan puluhan rumah, membuat warga panik dan melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Rumah sakit di Beirut kewalahan menangani korban. Tenaga medis meminta bantuan tambahan dari organisasi kemanusiaan karena banyak korban mengalami slot bet kecil luka serius, termasuk luka bakar dan trauma kepala. Sementara itu, tim penyelamat terus menyisir puing-puing untuk mencari korban yang masih tertimbun.
Masyarakat internasional mulai menyuarakan keprihatinan. Beberapa negara menyerukan kedua pihak agar menahan diri dan menghindari eskalasi yang bisa memicu perang lebih besar. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda gencatan senjata.
Israel dan Lebanon terus menunjukkan sikap saling menantang. Situasi di perbatasan kedua negara kini berada di titik rawan, dan dunia pun menaruh perhatian serius terhadap perkembangan konflik ini.